TEORI MEDAN KURT LEWIN

  1. Biografi Kurt Lewin

Kurt Lewin lahir pada tanggal 9 September 1890 disuatu desa kecil di Prusia, daerah dosen. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara, Lewin menyelesaikan sekolah menengahnya di Berlin tahun 1905 kemudian ia masuk Universitas di Freiburg dengan maksud belajar ilmu kedokteran, tetapi ia segera melepaskan idenya ini dan setelah satu semester belajar psikologi pada universitas di sana. Setelah meraih gelar doktornya pada tahun 1914, Lewin bertugas di ketentaraan Jerman selama empat tahun. Pada akhir perang ia kembali ke Berlin sebagai instruktur dan asisten penelitian pada lembaga Psikologi.

Lewin menghabiskan sisa sisa hidupnya di Amerika Serikat. Ia adalah profesor dalam bidang psikologi anak-anak pada Universitas Cornell selama dua tahun (1933-1935) sebelum dipanggil ke Universitas negeri Iowa sebagai profesor psikologi pada Badan Kesejahteraan Anak. Pada tahun 1945, Lewin menerima pengangkatan sebagai profesor dan direktur Pusat Penelitian untuk dinamika kelompok di Institut Teknologi Massachussetts. Pada waktu yang sama, ia menjadi direktur dari Commission of Community Interrelation of The Amerika Jewish Congress, yang aktif melakukan penelitian tentang masalah masalah kemasyarakatan. Ia meninggal secara mendadak karena serangan jantung di Newton Ville, Massachussetts, pada tanggal 9 Februari 1947 pada usia 56 tahun.

Kurt Lewin (1890-1947) di sebut-sebut sebagai Bapak Psikologi Sosial karena buah karya dan pemikiran-pemikirannya yang memiliki dampak yang mendalam terhadap psikologi sosial terutama dalam masalah dinamika kelompok dan penelitian tindakan. Pemikirannya pula tentang psikologi medan.

  1. Konsep Utama

Teori medan muncul sebagai teori dalam psikologi sosial karena dipengaruhi oleh perkembangan ilmu alam dan ilmu kimia. Psikologi itu sendiri hadir untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan karena psikologi merupakan sebuah paradigma baru dalam ilmu pengetahuan yang  memberikan cara pandang serta upaya dalam memahami gejala-gejala ilmiah.

Teori medan merupakan sekumpulan konsep dengan dimana seseorang dapat menggambarkan kenyataan psikologis. Konsep ini harus cukup luas untuk dapat diterapkan dalam semua bentuk tingkah laku, dan sekaligus juga cukup spesifik untuk menggambarkan orang tertentu dalam suatu situasi konkret. Lewin juga menggolongkan teori medan sebagai “suatu metode untuk menganalisis hubungan hubungan kausal dan untuk membangun konstruk-konstruk ilmiah”. Ciri ciri utama dari teori Lewin, yaitu :

  1. Tingkah laku adalah suatu fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah laku itu terjadi.
  2. Analisis mulai dengan situasi sebagai keseluruhan dari mana bagian bagian komponennya  dipisahkan.
  3. Orang yang kongkret dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan secara matematis.

Konsep konsep teori medan telah diterapkan Lewin dalam berbagai gejala psikologis dan sosiologis, termasuk tingkah laku bayi dan anak-anak, masa adolsen, keterbelakangan mental, masalah masalah kelompok minoritas, perbedaan perbedan karakter nasional dan dinamika kelompok.

  1. Struktur Kepribadian

Menurut Lewin sebaiknya menggambarkan pribadi itu dengan menggunakan definisi konsep-konsep struktural secara spasial. Dengan cara ini , Lewin berusaha mematematisasikan konsep-konsepnya sejak dari permulaan. Matematika Lewin bersifat non-motris dan menggambarkan hubungan-hubungan spasial dengan istilah-istilah yang berbeda. Pada dasarnya matematika Lewin merupakan jenis matematika untuk menggambarkan interkoneksi dan interkomunikasi antara bidang bidang spasial dengan tidak memperhatikan ukuran dan bentuknya.

Pemisahan pribadi dari yang lain-lainnya di dunia dilakukan dengan menggambarkan suatu figur yang tertutup. Batas dari figur menggambarkan batas batas dari entitas yang dikenal sebagai pribadi. Segala sesuatu yang terdapat dalam batas itu adalah P (pribadi): sedangkan segala sesuatu yang terdapat di luar batas itu adalah non-P.

Selanjutnya untuk melukiskan kenyataan psikologis ialah menggambar suatu figur tertutup lain yang lebih besar dari pribadi dan yang melingkupnya. Bentuk dan ukuran figur yang melingkupi ini tidak penting asalkan ia memenuhi dia syarat yakni lebih besar dari pribadi dan melingkupimya. Figur yang baru ini tidak boleh memotong bagian dari batas lingkaran yang menggambarkan pribadi.

Lingkaran dalam elips ini bukan sekedar suatu ilustrasi atau alat peraga, melainkan sungguh-sungguh merupakan suatu penggambaran yang tepat tentang konsep-konsep struktural yang paling umum dalam teori Lewin, yakni pribadi, lingkungan psikologis dan ruang hidup.

a. Ruang Lingkup Psikologis

Meskipun pribadi dikelilingi oleh lingkungan psikologisnya, namun ia bukanlah bagian atau termasuk dalam lingkungan tersebut. Lingkungan psikologis berhenti pada batas pinggir elips, tetapi batas antarea pribadi dan lingkungan juga bersifat dapat ditembus. Hal ini berarti fakta-fakta ligngkungan dapat mempengaruhi pribadi. Secara matematis : P = f (LP). Dan fakta-fakta pribadi dapat mempengaruni lingkungan. Secara matematis : LP = f (LP).

b. Ruang Hidup

Ruang hidup (medan) mengandung semua kemungkinan fakta yang dapat menentukan tingkah laku individu. Ruang hidup meliputi segala sesuatu yang harus diketahui untuk memahami tingkah laku kongkrit manusia individual dalam suatu lingkungan psikologis tertentu pada saat tertentu. Tingkah laku adalah fungsi dan ruang hidup.

Secara matematis : TL = f (RH)

Fakta-fakta non-psikologis dapat dan sungguh-sungguh mengubah fakta-fakta psikologis. Fakta-fakta dalam lingkungan psikologis dapat juga menghasilkan perubahan-perubahan dalam  dunia fisik. Ada komunikasi dua arah antara ruang hidup dan dunia luar bersifat dapat ditembus (permeability), tetapi dunia fisik (luar) tidak dapat berhubungan langsung  dengan pribadi karena suatu fakta harus ada dalam lingkungan psikologis sebelum mempengaruhi/dipengaruhi oleh pribadi.

c. Pribadi

Menurut Lewin, pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian-bagian yang terpisah meskipun saling berhubungan dan saling bergantung. Daerah dalam personal dibagi menjadi sel-sel. Sel-sel yang berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut sel-sel periferal; p, sel-sel dalam pusat lingkaran disebut sel-sel sentral; s. Sistem motor bertindak sebagai suatu kesatuan karena biasanya lahannya dapat nelakukan sesuatu tindakan pada suatu saat. Begitu pula dengan sistem perseptual artinya orang hanya dapat memperhatikan dan mempersepsikan satu hal pada suatu saat. Bagian-bagian tersebut mengadakan komunikasi dan interdependen, tidak bisa berdiri sendiri. Pribadi dirumuskan sebagai daerah yang terpisah dalam ruang hidup. Maka tinjauan lingkungan psikologisnya sebagai berikut.

  • Lingkungan yang berdiferensiasi. Pribadi maupun lingkungan psikologis tidak pernah merupakan unitas yang mutlak tetapi mempunyai diferensiasi. Struktur ruang hidup tidak homogen tetapi heterogen terdiri atas bagian-bagian yang satu sama lainnya saling berhubungan dan saling bergantungan.
  • Hubungan antar daerah-daerah. Ruang hidup digambarkan sebagai pribadi yang berdiferensiasi dikelilingi oleh lingkungan yang juga berdiferensiasi. Diferensiasi ini ditunjukan dengan menggambarkan garis-garis yang berfungsi sebagai garis-garis batas antara daerah-daerah. Akan tetapi, tidaklah dimaksudkan bahwa batas-batas ini akan menggambarkan rintangan-rintangan yang tidak dapat ditembus yang memisahkan pribadi dan lingkungan menjadi daerah yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan.
  • Banyak daerah. Banyaknya daerah itu ditentukan oleh banyaknya faktor-faktor psikologis yang ada pada suatu saat. Apabila kenyataan yang ada dalam pribadi itu hanya satu macam, misalnya lapar maka daerah itu hanya satu saja. Tetapi jika lapar diikuti menyelesaikan pekerjaan maka ada dua daerah.
  • Lokomodasi dan komunikasi. Lokomosi dan komunikasi disebut peristiwa-peristiwa karena keduanya merupakan hasil interaksi antara fakta-fakta. Fakta direpresentasikan oleh suatu daerah. Dengan demikian, suatu peristiwa merupakan suatu interaksi antara dua daerah atau lebih.
  • Perubahan struktur ruang hidup. Peristiwa-peristiwa yang dapat terjadi sebagai akibat dari pengaruh salah satu fakta (daerah) terhadap fakta (daerah) lainnya bukan hanya berupa lokomosi dan komunikasi. Akhirnya, mungkin terjadi perubahan pada sifat-sifat permukaan dari daerah-daerah.
  • Taraf-taraf realitas. Dimensi ketiga ini dikoordinasikan dengan konsep taraf-taraf realitas dan irealitas. Realitas terdiri atas lokomosi actual, sedangkan irealitas terdiri atas lokomosi khayalan.
  • Dimensi atau perspektif waktu. Menurut prinsip kekinian, sikap-sikap, perasaan-perasaan, dan pikiran-pikiran manusia tentang masalah masa lampau dan masa depan bisa sangat mempengaruhi tingkah lakunya.Karen itu, masa sekarang harus digambarkan sebagai sesuatu yang mengandung baik masa lampau maupun masa depan psikologi.
  1. Dinamika Kepribadian

a. Energi

Lewin menganggap bahwa pribadi merupakan suatu energi yang kompleks. Jenis aktivitas psikologis disebut energi psikis, dilepaskan jika sistem psikis berusaha kembali berkeseimbangan setelah terlontar kepada keadaan tidak keseimbangan. Hal ini terjadi karena adanya tegangan satu sistem dengan sistem lain baik dari luar maupun dari dalam diri.

b. Tegangan

Tegangan adalah suatu keadaan dalam diri sang pribadi atau lebih tepat, suatu keadaan dari suatu daerah dalam personal dalam kaitannya dengan daerah-daerah dalam personal lainnya. Tegangan memiliki dua sifat konseptual, pertama bahwa keadaan tegang dalam suatu sistem tertentu cenderung menyamakan diri dengan sistem lainnya. Dalam hal psikologis dinamakan proses, dapat berupa berpikir, mengingat, merasa, mempersepsikan, bertindak, dan sebagainya. Dalam hal pertama, tekanan pada motoriknya akan lebih besar dan akan terjadi perembesan energi yang terus-menerus ke motoriknya. Pribadi yang demikian tidak bisa diam dan tidak terarah. Sifat konseptual kedua bahwa tegangan menekankan garis batas sistem. Biasanya suatu sistem membagi tegangan kepada sistem lain sehingga salah satu sistem menjadi sangat lemah. Peningkata tegangan atau plepasan energi dalam suatu daerah dalam personal disebabkan oleh timbulnya kebutuhan. Kebutuhan bisa berupa fisiologis, seperti lapar, haus, atau seks; dapat berupa keinginan akan sesuatu seperti pekerjaan atau teman hidup; atau berupa intensi untuk mengerjakan sesuatu seperti mengerjakan tugas dan menepati janji.

c. Tegangan dan Tindakan Motorik

Tegangan yang menekankan garis batas luar dari pribadi tidak dapat menyebabkan suatu lokomosi. Oleh karena itu, ia tidak mengubungkan kebutuhan atau tegangan secara langsung dengan tindakan melalui motorik, melainkan ia menghubungkan kebutuhan dengan sifat-sifat tertentu dari lingkungan yang kemudian menentukan bntuk lokomosi yang akan terjadi. Untuk mencapai tujuan ini maka diperlukan dua konsep tambahan, yakni valensi dan kekuatan

  • Valensi adalah suatu sifat konseptual suatu daerah dalam lingkungan psikologis. Ada dua macam nilai yaitu positif dan negatif. Daerah yang bernilai positif merupakan daerah yang mengandung objek tujuan yang akan mereduksikan tegangan apabila pribadi memasuki daerah tersebut. Daerah yang bernilai negatif adalah daerah yang meningkatkan tegangan. Valensi adalah suatu kuantitas yang bervariasi. Valensi mengemudikan pribadi melalui lingkungan psikologisnya, tetapi ia tidak memberikan suplai daya moif untuk lokomosi.
  • Kekuatan atau Vektor. Kekuatan ada dalam lingkungan psikologs, sedangkan tegangan merupakan sifat dari sistem personal. Sifat-sifat konseptul dari kekuatan yaitu arah, besarnya dan tiik sasaran hal ini digambarkan secara matematis sebagai vektor. Sebuah vektor digambarkan di luar pribadi dan tidak pernah digabarkan di dalamnya karena kekuatan-kekuatan psikologis merupkan sifat-sifat lingkungan, bukan sifat-sifat pribadi.
  1. Lokomosi

Lokomosi dan perubahan-perubahan struktur berfungsi mereduksikan tegangan dengan cara memuaskan kebutuhan-kebutuhan.

  1. Restrukturasi Dinamis Struktur Lingkungan Psikologis

Dinamika lingkungan psikologis dapat berubah dalam empat cara yang berbeda 1) nilai daerah dapat berubah secara kauntitatif, misalnya, dari kurang positif ke lebih positif, atau dapat berubah secara kualitatif, dari positif ke negatif. Valensi-valensi baru dapat muncul dan valensi-valensi lama menghilang. 2) vektor-vektor dapat berubah dalam besarnya atau dalam arahannya atau dalam kedua-duanya. 3) garis-garis batas dapat menjadi lebih kuat atau lebih lemah, muncul atau menghilang. 4) sifat-sifat material suatu daerah, misalnya keluwesan atau kekuatannya dapat berubah. Restrukturasi lingkungan psikologis dapat terjadi akibat dari perubahan daam sistem-sistem tegangan pribadi.

  1. Kembali pada Keseimbangan

Tujuan akhir dari semua proses psikologis ialah mengembalikan pribadi dalam keadaan seimbang. Ketidakseimbangan dirumuskan sebagai keadaan tegang yang tidak merata dalam berbagai sistem dari pribadi. Tegangan dapat direduksikan dengan lokomosi-lokomosi murni khayalan. Seseorang yang berkhayal bahwa ia telah melakukan suatu perbuatan yang sulit atau menempati suatu jabatan tinggi mendapat semacam kepuasan semu dari sekedar berkhayal tentang keberhasilan.

  1. Perkembangan Kepribadian

Lewin menjelaskan macam-macam perubahan yang terjadi dalam tingkah laku dan menganggap perubahan-perubahan tersebut berasal dari konstruk-konstruk seperti perubahan struktur kognitif, diferensiasi, organisasi, integrasi, dan motivasi. Lewin tertarik pada hadiah dan hukuman, bukan sebagai pembntuk atau perusak kebiasaan, melainkan sebagai alat untuk mengontrol tingkah laku dalam situasi konkret dan yang bersifat sesaat.

  1. Perubahan-perubahan Tingkah laku

Dalam makalahnya, Regression, retrugression and development, Lewin membicarakan beberapa ari perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi selama perkembangan.

Variasi. Semakin bertamba usia variasi aktivitas, emosi, kebutuhan, informasi, dan hubungan sosialnya semakin meningkat. Selanjutnya akan menurun kembali.

Organisasi. Aktivitas-aktivitas tidak hanya menjadi lebih beragam karena usia, tetapi juga memperlihatan perubahan-perubahan penting dalam organisasinya.

Perluasan Bidang-bidang Aktivitas. Anak yang lebih tua lebih bebas bergerak daripada bayi. Ketika anak bertambah usia, ia mulai memikirkan masa lampau, merencanakan masa depan, dan sampai taraf tertentu masa lampau tidak ada.

Interdependensi Tingkah Laku. Lewin menyebutkan tingkah laku ini suatu contoh dari interdependensi sederhana atau suatu keadaaan yang tidak berdiferensiasi. Dengan bertambahnya kematangan, bentuk-bentuk tindakan khusus dan independen menjadi terpisahkan dari aktivitas massa. Kesatun sederhana dari tingkah laku anak digeser oleh keaneka-ragaman tingkah laku. Tindakan-tindakan yang independen itu menjadi terorganisasi secara hierarkis dinamakan Lewin interdependensi organisasi hal ini terjadi dengan menggabungkan sertaa mengintegrasikan aktivitas-aktivitas atau kebutuhan-kebutuhan terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang lebih besar.

Taraf Realisme. ketika bertambah usia biasanya lebih berorientasi pada kenyataan. Konsep-konsep perkembangan. Konstruk-konstruk yang digunakan untuk tingkah laku dan perkembangan dianggap sebagai fungsi dari faktor-faktor struktural dan dinamik yang sama

Diferensiasi. Diferensiasi dirumuskan sebagai bertambahnya jumlah bagian dari suatu keseluruhan. Misalnya banyaknya daerah dalam darah personal bertambah karena usia.

Sifatsifat garis batas. Makin besar diferensiasi pribadi dan lingkungan jelas berarti bertambah pula jumlah garis batas. Pada umumnya, garis-garis batas seorang anak kurang kuat dibandingkan garis-garis batas orang dewasa.

Integrasi. Diferensiasi dan sifat-sifat garis batas yang berubah dapat menjelaskan banyak fakta perkembangan, tetapi tidak dapat menjelaskan bertambahnya organisasi dan integrasi tingkah laku karena usia.

  1. Tahap-tahap perkembangan

Bagi Lewin perkembangan merupakan suatu proses yang bersinambung di mana sulit untuk menetapkan tahap-tahap yang terpisah. Lewin mengatakan bahwa pada usia 3 tahun tahap terpenting, masa adolesen relatif stabil yang merupakan masa reorganisasi dinamis yang berakhir pada masa dewasa stabil.

  1. Regresi

Lewin membedaan antara retrogresi dan regresi. Retrogresi adalah kembali pada bentuk tingkah laku lebih awal dalam sejarah kehidupan seseorang, sedangkan regresi adalah setiap perubahan ke bentuk tingkah laku yang lebih primitif, tak peduli apakah pribadi tersebut pernah bertingkah laku demikian sebelumna. ada beberapa hal yang menjadi kritik terhadap teori medan yang digagas oleh kurt lewin, yakni :

  1. Penggunaan topologis dan vektorial lewin tidak mengungkapkan sesuatu yang baru tentang tingkah laku sebagaimana dimaksudkan.

Garret (1939) misalnya mengatakan bahwa penggambaran-penggambaran lewin merupakan lukisan-lukisan yang tidak praktis tentang situasi-situasi psikologis yang agak sederhana

  1. Psikologi tidak dapat mengabaikan lingkungan objektif. Ruang hidup bukanlah suau sistem psikologis yang tertutup. Di suatu pihak, ruang hidup dipengaruhi oleh dunia luar, dan di lain pihak ruang hidup menghasilkan perubahan-perubahan dalam dunia objektif.
  2. Lewin tidak memperhitungkan sejarah individu pada masa lampau.
  3. Lewin menyalahgunakan konsep ilmu alam dan konsep matematika

2 thoughts on “TEORI MEDAN KURT LEWIN

Leave a comment